Jakarta - Saham Apple jatuh cukup dalam pada
perdagangan Rabu waktu setempat. Kemarin, sahamnya mulai pulih dan naik
1,6%. Sayangnya, beberapa analis memprediksi koreksi saham Apple belum
usai.
Jatuhnya saham Apple sebesar 6% dua hari lalu menunjukkan
sinyal adanya koreksi lanjutan. Sebanyak 20% koreksi diprediksi akan
terjadi di saham perusahaan yang didirikan Steve Jobs tersebut.
"Bersamaan
dengan dua koreksi tajam yang terjadi pada 16 November dan kemarin
(Rabu) menunjukkan bahwa level support US$ 528 sudah terlewati dalam
tren jangka pendek," kata John Mendelson, analis teknikal dari ISI,
dikutip CNBC, Jumat (7/12/2012).
"Prediksi itu menyusul penguatan
sahamnya yang sangat tinggi awal tahun ini, posisi support berikutnya
di US$ 420 per lembar," tambahnya.
Kemarin, saham Apple anjlok
lebih dari 6% hanya dalam satu hari. Kapitalisasi pasar perusahaan
termahal di dunia itu pun jatuh US$ 35 miliar (Rp 332,5 triliun),
sehingga nilai perusahaan Apple kini hanya US$ 506,85 miliar (Rp
4.815,07 triliun).
Koreksi ini merupakan yang terbesar dalam
empat tahun terakhir, atau saat krisisi ekonomi global terjadi di 2008
silam. Koreksi ini dipicu oleh prediksi yang dilakukan oleh salah satu
sekuritas terkemuka yang menyatakan bahwa pangsa pasar produsen iPad itu
semakin tergerus oleh kompetitornya, Android milik Google Inc terus
berkembang dengan cara menggaet berbagai perusahaan lain.
Dalam
10 pekan terakhir ini, saham Apple sudah terus-terusan terkena koreksi.
Bahkan, saham perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini sudah jatuh 24%
dari posisi tertingginya September lalu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar